Volcano Blogs. Diberdayakan oleh Blogger.

Labels

Mengenai Saya

Foto saya
Just a Lazy Blogger who love to Express his mind on the Internet. Juga Buka Akun Saya yang kedua : habibannajjar566@gmail.com

Kategori

Archive for Juni 2013

Mengenal Gunung Merapi (bagian II)

Merapi adalah nama sebuah gunung berapi  di provinsi Jawa Tengah dan  Yogyakarta yang masih sangat aktif hingga saat ini. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Letaknya cukup dekat denganKota Yogyakarta dan masih terdapat desa-desa di lerengnya sampai ketinggian 1700m. Bagi masyarakat di tempat tersebut, Merapi membawa berkah material pasir, sedangkan bagi pemerintah daerah, Gunung Merapi menjadi obyek wisata bagi para wisatawan. Kini Merapi termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.
Sejarah geologis
Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulangunung berapi di bagian selatan  Pulau Jawa. Gunung ini terletak   zona subduksi, dimana  Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872 dan 1930. Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.
Letusan pada November 1994 menyebabkan hembusan awan panas ke bawah hingga menjangkau beberapa desa dan memakan korban puluhan jiwa manusia. Letusan 19 Juli 1998 cukup besar namun mengarah ke atas sehingga tidak memakan korban jiwa. Catatan letusan terakhir gunung ini adalah pada tahun 2001-2003 berupa aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus.
Rute Pendakian
Gunung Merapi merupakan obyek pendakian yang populer. karena gunung ini merupakan gunung yang sangat mempesona. Jalur pendakian yang paling umum dan dekat adalah melalui sisi utara dari Selo, satu kecamatan di  Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang terletak di antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Pendakian melalui Selo memakan waktu rata-rata 5 jam hingga ke puncak.
Jalur populer lain adalah melalui  Kaliurang, KecamatanPakem, Kabupaten Sleman Yogyakarta sisi selatan. Jalur ini lebih terjal dan memakan waktu sekitar 6-7 jam hingga ke puncak. Jalur alternatif yang lain adalah melalui sisi barat laut, dimulai dari Sawangan, Kabupaten Magelang Jawa Tengah dan melalui sisi tenggara, dari arah Deles, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten Jawa Tengah.
Sejarah Kawasan
Hutan-hutan di Gunung Merapi telah ditetapkan sebagai kawasan lindung sejak tahun 1931 untuk perlindungan sumber air, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang.
Sebelum ditunjuk menjadi TNG Merapi, kawasan hutan di wilayah yang termasuk propinsi DI Yogyakarta terdiri dari fungsi-fungsi  hutan lindung seluas 1.041,38 ha, cagar alam (CA) Plawangan Turgo 146,16 ha; dan taman wisata alam (TWA) Plawangan Turgo 96,45 ha. Kawasan hutan di wilayah Jateng yang masuk dalam wilayah TN ini merupakan hutan lindung seluas 5.126 ha.
Deskripsi Fisika Wilayah

Topografi

Wilayah TN G Merapi berada pada ketinggian antara 600 – 2.968 m dpl. Topografi kawasan mulai dari landai hingga berbukit dan bergunung-gunung. Di sebelah utara terdapat dataran tinggi yang menyempit di antara dua buah gunung, yakni Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di sekitar Kecamatan Selo Boyolali.
Di bagian selatan, lereng Merapi terus turun dan melandai hingga ke pantai selatan di tepi Samudera Hindia, melintasi wilayah kota Yogyakarta. Pada sebelum kaki gunung, terdapat dua bukit yaitu Bukit Turgo dan Bukit Plawangan yang merupakan bagian kawasan wisata Kaliurang.

Jenis tanah

Jenis-jenis tanah di wilayah ini adalah regosol, andosol, alluvial dan litosol. Tanah  regosol yang merupakan jenis tanah muda terutama berada di wilayah Yogyakarta. Bahan induk tanah adalah material vulkanik, yang berkembang pada fisiografi lereng gunung. Jenis tanah andosol ditemukan di wilayah-wilayah kecamatan Selo dan  Cepogo, Boyolali.

Iklim

Tipe iklim di wilayah ini adalah tipe C menurut klasifikasi curah hujan Schmidt dan Ferguson, yakni agak basah dengan nilai Q antara 33,3% – 66%. Besar curah hujan bervariasi antara 875 – 2527 mm pertahun. Variasi curah hujan di tiap-tiap kabupaten adalah sbb.:
  • Magelang: 2.252 – 3.627 mm/th
  • Boyolali: 1.856 – 3.136 mm/th
  • Klaten : 902 – 2.490 mm/th
  • Sleman : 1.869,8 – 2.495 mm/th

Hidrologi

Wilayah Gunung Merapi merupakan sumber bagi tiga DAS ( daerah aliran sungai), yakni DAS Progo di bagian barat; DAS Opak di bagian selatan dan DAS Bengawan Solo di sebelah timur. Keseluruhan, terdapat sekitar 27 sungai di seputar Gunung Merapi yang mengalir ke tiga DAS tersebut.
Sumber Wikipedia

Mengenal Gunung Merapi (bagian I)

Orang di seluruh dunia, terkhusus warga Negara Indonesia dalam beberapa pekan terakhir ini tentu sering mendengar kalimat Gunung Merapi entah dari media cetak, elekronik (TV, radio) ataupun dari  teknologi informasi dan komunikasi seperti internet. Merapi saat ini masih dalam tingkatan awas walaupun sudah meletus beberapa kali bahkan daerah aman merapipun hari ini melalui runteks di televisi diperluas menjadi 15 kilometer persegi disebabkan aktivitas yang belum menunjukkan akan berhenti.
Gunung merapi dengan segala ceritanya sehingga menjadi lebih dikenal tidak terlepas dari seorang sosok yang ‘ngeyel’   untuk tetap bertahan melaksanakan amanah yang ditugaskan sebagai ‘juru kunci’ atau ‘penjaga’ Gunung Merapi.
Kalau melihat foto mbah Maridjan diatas, tergambar nilai-nilai orang dusun yang jujur, lugu, tidak neko-neko, taat perintah, berani dan kuat pegang ‘prinsip’. Secara pribadi tidak mengidolakan walaupun memasang fotonya di artikel ini, tetapi mencoba melengkapi gambaran profil dari Mbah Maridjan dan mencoba mengambil aspek positipnya.
Ketaatan dan keberanian untuk menolak evakuasi bahkan dari bujukan dari pejabat tertinggi negara di negeri inipun, untuk tetap menjalankan kewajiban menjaga ‘tidak boleh meninggalkannya’  sebagaimana penafsiran  yang dia pegang dari Sultan Hamengkubuwono IX.  Mbah Maridjan ‘bersedia mati melaksanakan tugas dari  Sultan yang sudah lama mati’. Bagi mbah maridjan barangkali merupakan kebahagiaan tiada tara walaupun harus berhadapan dengan awan yang panasnya tujuh kali air mendidih dan dengan ‘ikhlas’ menyerahkan jiwa raga sepenuhnya dengan cara bersujud ke Sang Khalik yang memerintahkan kepada Gunung Merapi untuk mengarahkan awan panas ke dusun Kinahrejo.
Mbah Maridjab bilang bahawa merapi asal kata dari ‘nerpati’ yaitu yang membawa manfaat, dan gunung merapi sedang membangun bukan meletus. Mudah-mudahan dengan meletusnya merapi banyak hikmah diambil
Kita tidak akan masuk terlalu jauh dengan mbah maridjan tetapi tidak ada salahnya kita melihat tampak gambar dari google Earth betapa dekatnya dusun Kinahrejo tempat tinggal mbah Maridjan dengan puncak gunung merapi.
Selamat jalan mbah, …

- Copyright © A Bit About Volcano - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -